Spiga

Akhirnya...Aku Pulang

Phuefh...setelah lebih dari setengah tahun, akhirnya aku bisa pulang ke rumah. Setelah setengah tahun aku tinggalkan, adakah seuatu yang berubah? Aiihh...tampaknya kepergianku juga gak bakalan ngaruh banyak untuk orang rumah...WKKK... :D

Jadi Penguasa Sehari

Wuiiiiiiiiiih...hari ini bakalan jadi penguasa kantor sehari ney...

Kebanggaan Semu

Pas lagi sumpek di CB, enaknya ngapain yak? Hmm...nyiapin list di Jazzler...udah...misahin message yang belum kebaca ma yang udah kebaca...udah...bikin new folder juga udah...Weits...ko' nemuin note-pad yang sedikitnya bikin aku mengernyitkan dahi. Dari kata-katanya sih berupa tumpahan isi hati...HALAH...Secara garis besar sih dia cuma mau bilang, "At least, gue pantas bangga dengan diri gue. Secara gue lebih baik daripada yang lain dan ada sesuatu yang pantas gue banggain kepada orang lain,"
Aiih...aiiih...aku jadi berpikir sesaat --sebetulnya males banget, meluangkan waktu untuk otakku buat berpikir sejenak, mending buat yang lain dah-- aku berusaha mencoba mencocokan antara tulisan itu dengan sosok penulisnya. 30 menit berlalu --lama...maklum aku bikin kopi dulu di belakang-- rasanya ga ada yang cocok deh, terasa banget ketidaksinkronan antara tulisan dan sosoknya, bener-bener kontradiktif. Ini bukan sekadar pandangan secara subyektif looh. Aku mencoba menggabungkan antara penilaianku dengan fakta tentang dirinya, dan hasilnya bener-bener gak macth banget gituh.
Kalau memang ada sesuatu yang pantas dibanggakan, kenapa:
  • Sampai diselingkuhin sama cowo'nya;
  • Selalu timbul friksi dengan banyak orang, ini menunjukan kalau sebetulnya dia yang bermasalah;
  • Trus kalau kebanggaan akan dirinya, kayaknya kurang pas deh, secara dia masih belum lepas dari ketiak orangtuanya, belum pernah merasakan pahit getirnya hidup, berjuang sendiri, hidup sendiri, nyari makan sendiri tanpa campur tangan dari orangtuanya sedikitpun;
  • etc.
Nah...kalau melihat beberapa fakta yang ada, itupun cuma beberapa ajah loo...terus apanya yang pantas dibanggakan? Rasanya belum pantas dia membicarakan soal kebanggaan akan dirinya. Berarti kebanggaan atas dirinya hanyalah kebanggan semu dong?!!!

Partai Klompecabir vs Partai Spektakuler

Pagi ini, aku mendapat delik aduan dari 2 individu yang punya talenta yang lebih dalam hal ngomongin kelebihan, terlebih kekurangan orang. Makanya, secara aklamasi mereka mendirikan satu partai --secara sekarang lagi musim Pilkada ma Pemilu, kayaknya mereka berusaha melakukan penggalangan massa deh-- yaitu Partai Klompecabir (Kelompok Pencela dan Pencibir) dan sepertinya kampanye penggalangan massa yang mereka lakukan dengan sistim lips by lips maupun menggunakan media LAN Talk, menuai friksi dari kompetitornya, yaitu Partai Spektakuler. Petinggi Partai Spektakuler mengganggap dedengkot Partai Klompecabir menggunakan cara-cara yang kotor dalam hal kampanye. Penggunaan media LAN Talk, dinilai sebagai kampanye terselubung, tidak jantan (cukup logis, secara mereka betina semua tuh), menyakitkan dan tidak modal. :)
Alih-alih Partai Spektakuler mengadu ke KPU (Komisi Penyedia Uborampe), dia malah membalas aksi Partai Klompecabir dengan menyebarkan uneg-uneg dan protesnya menggunakan notepad. Dengan harapan Ketua Umum Partai Klompecabir membaca nota protesnya.
Hingga sekarang perang urat syaraf antara Partai Klompecabir dan Partai Spektakuler masih belum bisa dicari jalan keluarnya. Secara, KPU baru menerima delik aduan dari Partai Klompecabir. Sedangkan Partai Spektakuler belum melayangkan nota keberatannya atas tindakan Partai Klompecabir ke KPU. jadi KPU sendiri belum bisa mencari jalan yang terbaik untuk kedua belah pihak. Sebisa mungkin sih dicari win-win solution gituh. Waah...tampaknya phsyco war ini bakalan tambah seru nih, ibaratnya seperti api dalam sekam.

Aktor di Balik Layar:
KPU : Jelas aku dong...secara paling lihai ngasih masukan kosa-kata nyinyir, manas-manasin, namanya juga Komisi Penyedia Uborampe :)
Partai Klompecabir : Ms. K & Ms. D
Partai Spektakuler : Ms. H

Membunuh Waktu

Waah...kalau udah jam segini, tapi kebetulan ga' ada schedule, sumpah...rasanya mati gaya dah...!!! Mau nangkring di kantin sebelah, rasanya nanggung (nanggung dompetnya sih lebih tepatnya :) mau bikin artikel juga sia-sia, secara jam seginian otak dah bener-bener mampet, buntu, boro-boro nulis, mikir ajah males...


Yaaah...paling-paling juga kembali ke selera asal buat buang waktu :
  • Buka Home Friendster;
  • Terus search di pojok kiri bawah, pas di Popular Members;
  • Liatin tuy profil-profil Popular Members;
  • Waah...bakalan banyak nemuin orang-orang yang kadang bikin kita geleng-geleng kepala, ketawa ngakak, mencibir, takjub, melongo (kalo bisa sekalian ngegrab fotonya :) GUSTI...!!!

__________________________

  • Sebetulnya aku lebih suka tampilan Home Friendster yang dulu, secara kalo masih pakai tampilan yang dulu, udah banyak banget tuy profil yang keluar, gak kayak sekarang...Phuufh...!!!

Bukan Nasionalis Sejati

Aku bukan nasionalis sejati!!! Yap, ungkapan itu kurasa bisa mewakili keadaanku 18 Agustus besok. Secara hampir semua kalender yang aku lihat, pas tanggal 18 semuanya berwarna merah, yang artinya para "pasukan kerah putih" se-Indonesia, mendapatkan tambahan waktu untuk bermalas-malasan barang sehari. Tapi tidak dengan aku. Tepat hari itu, masih kudu ngejogrog di kantor. Phuefh...kapan tubuhku bisa tambah gemuk? Kapan aku bisa punya waktu untuk keluarga (maminya momo ma momo)?

Oh My GOD...!!!

Oh My GOD...!!! Kata-kata ini sontak meluncur dari mulutku yang tak seberapa ini, saat melihat kecelakaan yang sangat...sangat tragis...Awalnya aku dan rekan kerjaku berniat melakukan perjalanan ke Temanggung. Berangkat dari kantor di bilangan Affandi, kurang lebih jam 8 lewat. Menggunakan turunannya GSX-R, berdua kami langsung melesat menyusuri jalanan Yogyakarta - Magelang nan padat merayap. Sepanjang perjalanan, tak ada yang lebih seru selain membahas dan mempraktekan racing-line yang paling efektif untuk membelah kemacetan. Dasar speedgoers sejati, walaupun kondisi jalanan macet, tetep ajah pengennya nge-bejek gas terus. Semua badan dan bahu jalan benar-benar kami manfaatkan untuk lepas dari antrean kendaraan.
Akhirnya kami bisa meloloskan diri dari antrean kendaraan yang padat merayap. Kembali kami melesat di jalanan yang sudah ada sejak zaman kolonial ini. Hingga tiba di utara Polres Sleman, dari jauh kami melihat seorang aparat berseragam cokelat berdiri di tengah jalan. Dalam hati kami berpikir ini operasi rutin, secara lagi week-end gituh. Setelah semakin dekat, kami terperanjat, ini bukan operasi rutin, tapi terjadi kecelakaan. Namun bukan itu yang membuat kami terpaku, di tengah jalan, terlihat seorang laki-laki lengkap dengan jaket dan tas punggung, tanpa...KEPALA...tergeletak tak bernyawa (please...kasih analogi yang logis, seseorang yang kehilangan kepalanya, masih bisa bernafas?)
Oh My GOD...!!! Hanya kata itu yang bisa kami ucapkan. Tak ada kepala yang tersisa, yang ada hanya helaian rambut, darah segar dan otak yang benar-benar telah hancur tak tersisa. Tanganku yang telah meraih EOS D-SLR yang ada di backpack untuk mengabadikan kejadian itu urung keluar, seakan beku tak mampu kugerakan. Sesaat kami menahan nafas, karena bau anyir yang menyeruak. Perlahan kami bergegas meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang benar-benar campur aduk tak karuan...
_____________________
PS: Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin.

BookStore

Beberapa waktu yang lalu, aku sempet ngelakuin suatu ritual yang udah sangat jarang banget aku lakuin, yaitu nyambangin toko buku. PHUEFH...udah berapa abad yak aku gak ngelakuin ini, seingatku sih terakhir aku kesini pas berburu TRAVELERS' TALE Belok Kanan: Barcelona! punya Si Akang Adhitya Mulya deh.
Setelah parkir di tempat yang paling mudah buat ngabur, aku melangkah ke dalam bookstore di bilangan Affandi. "Hhhmmmmm...gak ada perubahan yang cukup berarti," gumamku. Hanya saja, aku ngerasa ko' bookstore ini makin gelap ajah yak?! UPPSS...!! Ternyata kaca mata "cengdem: seceng adem" ku masih nangkring di tempatnya. Waaah...jadi malu...untungnya gak ada yang minta pijit tuy...
Setelah ngobrak-ngabrik di sektor hoby, akhirnya aku memutuskan buat ngembat 2 buku dengan beberapa pertimbangan:
1. Harganya tidak lebih dari gocap;
2. Gak diplastikin, jadinya sempet ngintip dalemannya (daleman buku maksudnya);
3. Yang jelas gambarnya bagus-bagus...HALAH...!!

Hmmmm...ngomongin soal bookstore, jadi punya analogi untuk mengklasifikasikan orang-orang yang datang ke sini nih:
  • Orang yang emang bener-bener pinter, sehingga selalu butuh buku buat referensi ilmu-ilmunya;
  • Orang-orang yang sebenernya gak pinter-pinter amat sih, cuman biar dibilang orang pinter, akhirnya suka ke bookstore;
  • Orang yang rajin baca buku, tapi males buat beli buku;
  • Orang lagi sakit hati, biasanya jadi rajin ke sini buat nyari tips-tips buat ngilangin sakit hati;
  • Orang yang pengin ngadem, secara Yogyakarta akhir-akhir ini panasnya 'naudzubillahi mindzalik';
  • dll.
Waaah...kayaknya masih banyak tuh...tapi kira-kira aku sendiri masuk kelas yang mana yak?!! :D

Tanggal ke 36

Udah ganti bulan..masih ajah tetep ngerasa miskin..PAYAH..!! Secara masih nunggu tanggal 36, baru deh ngerasa kaya! Padahal di tempat lain, akhir bulan pasti dompet dah dapat suntikan dana segar..!!